Slepapati adat pengisi nyawa syukur keselamatan dan mohon perlindungan Dayak Mualang.
Perangkat Adat Slepapati Dayak Mualang Sekadau |
Bila seseorang mengalami masalah dan melanggar tatanan yang berlaku barulah dijatuhi hukuman adat baik dari ahli waris yang menuntut maupun dari ketua adat. Namun ada juga adat dalam suku Dayak pada umumnya (nama berbeda-beda) yang dilakukan atas dasar inisiatif tanpa dituntut oleh si penuntut. Adat ini berisi ungkapan silih dan doa atas segala bentuk perbuatan kesalahan maupun atas musibah yang menimpa sebelumnya yang tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Kamu dapat menyebutkan jenis adat sesuai daerah masing-masing pada kolom komentar di bawah ini😀.
Pada suku Dayak Kanayatn biasanya disebut Adat Nyaru' Sumangat atau bila kesalahan akibat perselisihan sampai menimbulkan cedera hidup maupun mati dan pelaku berinisiatif memasang Adat Pamabakng sebagai lambang penyerahan diri (Adat Perdamaian) siap dihukum adat dan menangung risiko kesalahan tersebut.
Pada kesempatan ini saya ingin membagikan tulisan pengalaman ketika liburan keluarga dan berkesempatan melihat prosesi Adat Slepapati adat pengisi nyawa di Ucong daerah Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Adat Slepapati merupakan adat inisiatif ungkapan syukur keselamatan dan sekaligus mohon perlindungan dari Tuhan (sebutan Dayak Mualang: Petara).
Adat slepapati ini bila dilihat dari segi kesalahan yang diperbuat maupun dampak bahaya yang dirasakan masih dalam kadar ringan cukup dilakukan atas inisiatif atau saran keluarga. Tentunya setiap anggota keluarga suku Dayak yang sadar akan pentingnya adat ini pasti bisa melakukan dan memenuhinya. Adat slepapati ini dilakukan dengan memotong ayam (biasanya ayam putih), 15 mangkuk dan dari 15 mangkuk itu ada yang tertelungkup maksudnya menahan roh (sebutan Dayak Mualang: Semangat) agar tidak lari kemana-mana, kemudian 1 buah tempayan. Mangkok dan Tempayan tadi diolesi darah ayam sembari mengucapkan doa.
Sedikit tentang Semangat atau Sumangat menurut saya semacam "iman atau keyakinan" namun seolah seperti roh kita yang menyatu dengan badan yang membuat badan menjadi seimbang. Suku Dayak percaya bahwa manusia memiliki Sumangat yang membuat dia tetap bersemangat, Sumangat bisa keluar dari tubuh ketika seseorang mengalami musibah maupun terkejut dikejutkan orang atau terkejut mendengar suatu berita yang menggemparkan atau tidak enak didengar. Sumangat dapat dipanggil dan dipulihkan melalui prosesi adat.
Menurut penuturan para tetua yang paham adat Dayak Mualang, dalam praktiknya adat slepapati ini mempersiapkan mangkok sebanyak 15 buah dan 1 tempayan bukanlah syarat mutlak. Tingkatan adat slepapati yang paling ringan dengan hanya mempersiapkan perangkat adat berupa beras disimpan di dalam piring putih, di atas beras disimpan logam dapat berupa mata uang, paku, pisau, atau sejenis logam lainnya. Yang paling penting bagaimana keluarga dan masyarakat memahami adat ini sebagai ungkapan syukur, doa dan mohon keselamatan kekuatan dalam menempuh kehidupan di mana pun berada.
Pada suku Dayak Kanayatn biasanya disebut Adat Nyaru' Sumangat atau bila kesalahan akibat perselisihan sampai menimbulkan cedera hidup maupun mati dan pelaku berinisiatif memasang Adat Pamabakng sebagai lambang penyerahan diri (Adat Perdamaian) siap dihukum adat dan menangung risiko kesalahan tersebut.
Pada kesempatan ini saya ingin membagikan tulisan pengalaman ketika liburan keluarga dan berkesempatan melihat prosesi Adat Slepapati adat pengisi nyawa di Ucong daerah Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Adat Slepapati merupakan adat inisiatif ungkapan syukur keselamatan dan sekaligus mohon perlindungan dari Tuhan (sebutan Dayak Mualang: Petara).
Adat slepapati ini bila dilihat dari segi kesalahan yang diperbuat maupun dampak bahaya yang dirasakan masih dalam kadar ringan cukup dilakukan atas inisiatif atau saran keluarga. Tentunya setiap anggota keluarga suku Dayak yang sadar akan pentingnya adat ini pasti bisa melakukan dan memenuhinya. Adat slepapati ini dilakukan dengan memotong ayam (biasanya ayam putih), 15 mangkuk dan dari 15 mangkuk itu ada yang tertelungkup maksudnya menahan roh (sebutan Dayak Mualang: Semangat) agar tidak lari kemana-mana, kemudian 1 buah tempayan. Mangkok dan Tempayan tadi diolesi darah ayam sembari mengucapkan doa.
Sedikit tentang Semangat atau Sumangat menurut saya semacam "iman atau keyakinan" namun seolah seperti roh kita yang menyatu dengan badan yang membuat badan menjadi seimbang. Suku Dayak percaya bahwa manusia memiliki Sumangat yang membuat dia tetap bersemangat, Sumangat bisa keluar dari tubuh ketika seseorang mengalami musibah maupun terkejut dikejutkan orang atau terkejut mendengar suatu berita yang menggemparkan atau tidak enak didengar. Sumangat dapat dipanggil dan dipulihkan melalui prosesi adat.
Menurut penuturan para tetua yang paham adat Dayak Mualang, dalam praktiknya adat slepapati ini mempersiapkan mangkok sebanyak 15 buah dan 1 tempayan bukanlah syarat mutlak. Tingkatan adat slepapati yang paling ringan dengan hanya mempersiapkan perangkat adat berupa beras disimpan di dalam piring putih, di atas beras disimpan logam dapat berupa mata uang, paku, pisau, atau sejenis logam lainnya. Yang paling penting bagaimana keluarga dan masyarakat memahami adat ini sebagai ungkapan syukur, doa dan mohon keselamatan kekuatan dalam menempuh kehidupan di mana pun berada.