Kenali macam-macam dosis obat dan jangan lagi ragu minum obat
Obat (Sumber: https://www.suara.com/) |
Mungkin diantara kita sering menemukan orang yang khawatir minum obat secara bersamaan padahal ada obat yang harus diminum bersamaan sesuai waktunya.
"Dok, Sus, Pak, Bu apa boleh obatnya digabung minumnya?"
Kemudian ada juga yang akhirnya tidak disiplin minum obat lantaran takut obat berdampak merusak ginjalnya.
"Saya tidak minum obat terlalu sering. Minum obat bila dirasa sakit kambuh saja, karena takut (kata orang) ginjal bisa rusak bila minum obat terus-menerus"
Petugas kesehatan lantas tidak bisa langsung menyalahkan pendapat ini kan, karena bisa jadi pasien tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap atau sudah mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan, namun tidak dipahami atau pasien dan keluarganya lupa dengan penjelasan yang sudah diberikan tersebut. Jadi tidak mesti penyebabnya karena kekurang-pengetahuan pasien saja.
Bila menemukan pendapat semacam ini berarti petugas kesehatan perlu menjelaskan secara lengkap tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai penyakit dan informasi obat yang akan diminumnya, terutama efek samping serius yang mungkin bisa terjadi bila minum obat dalam jangka waktu yang lama. Karena kurang pengetahuan akan efek samping obat membuat orang ragu dan akhirnya tidak minum obat sesuai petunjuk dokter.
Dokter dalam meresepkan obat tentunya sudah mempertimbangkan keamanan obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai tingkat manfaat dan bahaya obat, ada baiknya kita mengetahui macam-macam dosis obat sesuai dengan ilmu kefarmasian. Semua obat dan dosis ini sudah melalui uji coba dengan hewan percobaan untuk memutuskan pada takaran berapa banyak dosis obat memiliki efek menyembuhkan, mematikan, dan meracuni. Berikut macam-macam dosis obat yang biasa dikenal, seperti:
1. Dosis Terapi adalah takaran obat yang diberikan dapat menyembuhkan orang sakit ketika meminumnya.
2. Dosis Toksik adalah takaran obat yang bila diberikan yang dapat menyebabkan orang keracunan.
3. Dosis Letal adalah takaran obat yang diberikan yang dapat menyebabkan kematian pada pengguna. Ada yang menyebabkan 50% dan 100% kematian pada hewan percobaan.
4. Dosis Minimum adalah takaran obat terkecil yang masih memberikan efek menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi obat (kuman yang mati akibat obat ini tidak kebal).
5. Dosis Maksimum adalah takaran obat maksimal yang masih dapat menyembuhkan, namun tidak menimbulkan keracunan pada orang meminumnya.
Pada umumnya dosis yang digunakan oleh dokter baik di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit sebagian besar dosis terapi. Dengan adanya berbagai macam jenis dosis obat ini maka untuk masyarakat umum tidak boleh sembarangan dalam mengkonsumsi obat sendiri kecuali melalui resep dokter saja. Kalaupun membeli sendiri di apotik, biasanya pihak apotik menyarankan dosis sesuai dengan dosis terapi atau mungkin dosis minimal.
Oleh karena itu jangan ragu lagi minum obat yang nantinya akan berdampak pada tubuh kamu, karena dokter atau tenaga kesehatan yang memberikan sudah mempertimbangkan dosis obat sesuai dengan dosis terapi. Beberapa keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan biasanya berhubungan dengan efek samping obat, namun efek samping yang tidak enak tersebut akan berhenti seiring dengan berhenti atau selesainya minum obat tersebut. Agar obat dapat memberikan efek terapi sebaiknya minum obat teratur sesuai petunjuk dan mesti digabung untuk obat yang pemberiannya pada jam yang sama.
Karena kebanyakan obat larut dalam air maka sebagai saran selama mengkonsumsi obat sebaiknya minum air yang banyak. Sisa obat di dalam tubuh sama saja dengan ampas racun dan akan dikeluarkan melalui air seni dan melalui keringat.
2. Dosis Toksik adalah takaran obat yang bila diberikan yang dapat menyebabkan orang keracunan.
3. Dosis Letal adalah takaran obat yang diberikan yang dapat menyebabkan kematian pada pengguna. Ada yang menyebabkan 50% dan 100% kematian pada hewan percobaan.
4. Dosis Minimum adalah takaran obat terkecil yang masih memberikan efek menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi obat (kuman yang mati akibat obat ini tidak kebal).
5. Dosis Maksimum adalah takaran obat maksimal yang masih dapat menyembuhkan, namun tidak menimbulkan keracunan pada orang meminumnya.
Pada umumnya dosis yang digunakan oleh dokter baik di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit sebagian besar dosis terapi. Dengan adanya berbagai macam jenis dosis obat ini maka untuk masyarakat umum tidak boleh sembarangan dalam mengkonsumsi obat sendiri kecuali melalui resep dokter saja. Kalaupun membeli sendiri di apotik, biasanya pihak apotik menyarankan dosis sesuai dengan dosis terapi atau mungkin dosis minimal.
Oleh karena itu jangan ragu lagi minum obat yang nantinya akan berdampak pada tubuh kamu, karena dokter atau tenaga kesehatan yang memberikan sudah mempertimbangkan dosis obat sesuai dengan dosis terapi. Beberapa keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan biasanya berhubungan dengan efek samping obat, namun efek samping yang tidak enak tersebut akan berhenti seiring dengan berhenti atau selesainya minum obat tersebut. Agar obat dapat memberikan efek terapi sebaiknya minum obat teratur sesuai petunjuk dan mesti digabung untuk obat yang pemberiannya pada jam yang sama.
Karena kebanyakan obat larut dalam air maka sebagai saran selama mengkonsumsi obat sebaiknya minum air yang banyak. Sisa obat di dalam tubuh sama saja dengan ampas racun dan akan dikeluarkan melalui air seni dan melalui keringat.
Referensi:
https://apotekeranda.com/jenis-dosis-obat-dalam-ilmu-farmasi/