Ketahui, tekan dan cegah bersama penyebaran Virus Corona.
Dunia panik kita juga! Virus corona mungkin juga menjadi penyebab hidung saya mampet, meler, tak enak body, ngilu sendi badan, sakit kepala, dan kadang-kadang demam biasa aja kok sekarang menjadi virus yang mematikan! Aduh jadi khawatir dibuatnya. Uniknya virus ini bermula dari satu tempat kemudian menyebar ke seluruh dunia! Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang menginfeksi manusia, yaitu:
COVID-19 Diduga (belum pasti sampai sekarang/masih diperdebatkan) menurut informasi virus ini berasal dari salah satu pasar makanan laut di Wuhan Ibukota Provinsi Hubei, Cina yang selain menjual berbagai macam seafood juga dijadikan tempat berjualan bebas satwa liar. Belajar dari wabah-wabah coronavirus sebelumnya perpindahan penularan dari binatang ke manusia menjadi titik tolak mengapa pasar seafood Wuhan diduga sumber utama coronavirus berasal. Covid-19 juga memiliki sebutan lain, namun sama seperti:
Nah sebelum membahas coronavirus yuk kenalan dengan virus sejenak :). Virus adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang menginfeksi sel hidup makhluk hidup baik sel manusia, hewan, tumbuhan, bakteri, dan jamur. Ukuran virus berkisar antara 20 nm sampai dengan 400 nm. Ibarat 1 meter tongkat mesti dipotong 200 juta potongan untuk mendapatkan ukuran 20 nm untuk ukuran virus terkecil. Wow..sangat kecil sekali bukan! Virus lebih kecil lagi dari bakteri makanya dia bisa menginfeksi bakteri yang disebut Bakteriofage. |
Bakteriofage: virus menginfeksi bakteri (Sumber: http://einstein-tempoe-doloe.blogspot.com) |
Nah, virus corona ini memiliki bentuk yang berbeda dengan bakteriofage. "Corona" berasal dari bahasa latin berarti "mahkota" atau "karangan bunga". Virus corona berbentuk menyerupai mahkota atau seperti karangan bunga. Dengan diameter sekitar 120 nm.
Coronavirus bermahkota. (Sumber: https://www.inquirer.com) |
Virus tidak dapat kita lihat, raba, dan sentuh dengan indera kita secara langsung. Untuk melihat bentuknya para ahli memerlukan alat yang dinamakan mikroskop elektron. Mikroskop elektron ini tentunya sangat berbeda dengan mikroskop biasa. Mikroskop ini mampu memperbesar objek yang diperiksa sampai 100.000 kali pembesaran dan menggunakan cahaya elektron.
Mikroskop Elektron (Sumber: https://satujam.com). |
Nah, ketika kamu mulai bersin-bersin terserang flu atau pilek artinya tubuh sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh yang salah satu penyebabnya virus. Ketika masuk dalam tubuh virus memperbanyak diri dengan terlebih dahulu merusak atau menghancurkan sel yang sehat.
Virus terdapat di mana-mana baik ada yang menempel pada benda mati maupun pada makhluk hidup. Yang menempel pada benda mati misal kayu, plastik, dinding, kardus, logam, lantai, pakaian, peralatan rumah, dan lain sebagainya memiliki lama hidup dari beberapa jam sampai beberapa hari. Sementara yang menempel pada permukaan makhluk hidup memiliki lama dan tingkat penyebab penyakit yang berbeda-beda tergantung kondisi daya tahan tubuh. Bila dalam keadaan lemah atau terjadi penurunan daya tahan tubuh, tubuh kita bisa sakit akibat virus.
Virus dapat menular melalui media udara, air, dan kontak langsung. Misalnya masuk melalui hubungan seksual atau masuk melalui jaringan tubuh yang terbuka akibat luka pada penularan HIV AIDS dan Hepatitis.
Coronavirus menular melalui sentuhan langsung dari manusia ke manusia atau menyentuh barang/benda apa pun disekeliling yang terpapar dari percikan liur (droplet nuclei) atau aerosol semburan liur orang yang mengandung COVID-19. Covid-19 yang menempel pada tangan tanpa sengaja atau disengaja diusapkan pada wajah (mulut, hidung dan mengucek mata) dan masuk. Keberadaan COVID-19 yang sudah menyebar ini di bawa oleh orang yang sakit maupun yang tidak ada tanda/gejala (disebut OTG: orang dengan tidak ada tanda dan gejala) ketika melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga penyebarannya sangat cepat ke seluruh penjuru dunia. Tidak ada satu pun manusia yang kebal virus ini, namun tidak semua yang terjangkit mengalami masalah yang serius.
Setelah masuk melalui saluran pernapasan virus ini akan memperbanyak diri sampai menginfeksi jaringan paru-paru sampai menyebabkan infeksi pernapasan akut (pneumonia), gagal napas sampai menimbulkan kematian. Persentase angka kematian akibat coronavirus berbeda-beda pada kategori umur. Angka kematian yang tinggi atas usia 80 tahun dengan angka 21,9% (Sumber: Alodokter). Alasan cukup masuk akal karena sistem kekebalan tubuh pada lansia (lanjut usia) tidak bekerja maksimal lagi seperti halnya pada usia muda. Meskipun begitu coronavirus ini memiliki efek yang buruk pada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. (Sumber: https://katadata.co.id/)
Tanda dan Gejala COVID-19
Sebelum wabah COVID-19 saat ini, jika kamu mengalami gejala flu, pilek, demam, batuk, dan sakit tenggorokan biasanya kita langsung minum obat sendiri dan istirahat. Kalaupun ada timbul tanda sesak napas (sempit bernapas) ringan juga mungkin bisa sembuh dengan minum obat flu dan batuk. Tidak masalah melakukan perjalanan dari masa saja.
Tapi sekarang tidak bisa dianggap sepele. Bila kamu mengalami tanda dan gejala seperti di atas apalagi pulang dari daerah yang sudah ada kasus infeksi, ini menjadi perhatian serius bersama. Kok perhatian serius bersama, kan badan sendiri yang sakit?
Nah, kejujuran dan kerjasama semua pihak sangat penting dalam proses penanganan dalam menekan laju penularan Covid-19. Bila kita baru saja dalam 2 Minggu terakhir melakukan perjalanan dan pulang dari wilayah yang sudah ada kasus infeksi Covid-19, segera melaporkan diri dan langsung melakukan karantina pribadi selama 14 hari di rumah.
Virus terdapat di mana-mana baik ada yang menempel pada benda mati maupun pada makhluk hidup. Yang menempel pada benda mati misal kayu, plastik, dinding, kardus, logam, lantai, pakaian, peralatan rumah, dan lain sebagainya memiliki lama hidup dari beberapa jam sampai beberapa hari. Sementara yang menempel pada permukaan makhluk hidup memiliki lama dan tingkat penyebab penyakit yang berbeda-beda tergantung kondisi daya tahan tubuh. Bila dalam keadaan lemah atau terjadi penurunan daya tahan tubuh, tubuh kita bisa sakit akibat virus.
Virus dapat menular melalui media udara, air, dan kontak langsung. Misalnya masuk melalui hubungan seksual atau masuk melalui jaringan tubuh yang terbuka akibat luka pada penularan HIV AIDS dan Hepatitis.
Coronavirus menular melalui sentuhan langsung dari manusia ke manusia atau menyentuh barang/benda apa pun disekeliling yang terpapar dari percikan liur (droplet nuclei) atau aerosol semburan liur orang yang mengandung COVID-19. Covid-19 yang menempel pada tangan tanpa sengaja atau disengaja diusapkan pada wajah (mulut, hidung dan mengucek mata) dan masuk. Keberadaan COVID-19 yang sudah menyebar ini di bawa oleh orang yang sakit maupun yang tidak ada tanda/gejala (disebut OTG: orang dengan tidak ada tanda dan gejala) ketika melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga penyebarannya sangat cepat ke seluruh penjuru dunia. Tidak ada satu pun manusia yang kebal virus ini, namun tidak semua yang terjangkit mengalami masalah yang serius.
Setelah masuk melalui saluran pernapasan virus ini akan memperbanyak diri sampai menginfeksi jaringan paru-paru sampai menyebabkan infeksi pernapasan akut (pneumonia), gagal napas sampai menimbulkan kematian. Persentase angka kematian akibat coronavirus berbeda-beda pada kategori umur. Angka kematian yang tinggi atas usia 80 tahun dengan angka 21,9% (Sumber: Alodokter). Alasan cukup masuk akal karena sistem kekebalan tubuh pada lansia (lanjut usia) tidak bekerja maksimal lagi seperti halnya pada usia muda. Meskipun begitu coronavirus ini memiliki efek yang buruk pada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. (Sumber: https://katadata.co.id/)
Tanda dan Gejala COVID-19
Sebelum wabah COVID-19 saat ini, jika kamu mengalami gejala flu, pilek, demam, batuk, dan sakit tenggorokan biasanya kita langsung minum obat sendiri dan istirahat. Kalaupun ada timbul tanda sesak napas (sempit bernapas) ringan juga mungkin bisa sembuh dengan minum obat flu dan batuk. Tidak masalah melakukan perjalanan dari masa saja.
Tapi sekarang tidak bisa dianggap sepele. Bila kamu mengalami tanda dan gejala seperti di atas apalagi pulang dari daerah yang sudah ada kasus infeksi, ini menjadi perhatian serius bersama. Kok perhatian serius bersama, kan badan sendiri yang sakit?
Nah, kejujuran dan kerjasama semua pihak sangat penting dalam proses penanganan dalam menekan laju penularan Covid-19. Bila kita baru saja dalam 2 Minggu terakhir melakukan perjalanan dan pulang dari wilayah yang sudah ada kasus infeksi Covid-19, segera melaporkan diri dan langsung melakukan karantina pribadi selama 14 hari di rumah.
Data Covid-19 Indonesia 26 April 2020, jam 13:05 WIB (Sumber: https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/) |
Warna merah pada peta di atas menunjukan data persebaran kasus konfirmasi (positif) covid-19 wilayah Indonesia. Data di atas penting diketahui oleh siapa saja, karena penanganan covid-19 salah satunya berdasarkan riwayat perjalanan kamu bepergian dan pulang dari daerah-daerah tersebut.
Tanda dan gejala Covid-19
Pada umumnya tanda dan gejala yang dirasakan adalah batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, dan sesak napas. Namun tanda dan gejala tersebut tidak cukup menentukan apakah seseorang positif Covid-19. Seseorang yang positif Covid-19 bahkan tidak menunjukan tanda dan gejala atau sehat sama sekali. Apakah nanti statusnya sebagai ODP (Orang dalam pemantauan) atau PDP (Pasien dalam Pengawasan).
Siapa pun kamu yang baru saja melakukan perjalanan dan pulang dari daerah yang ada kasus positif covid-19 (seperti data pada peta di atas) bila dalam keadaan tidak ada tanda dan gejala, maupun ada tanda dan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek/flu segera melaporkan diri pada puskesmas, klinik, atau gugus penanganan Covid-19 yang dibentuk untuk di data dan dilakukan pemantauan (ODP). Selanjutnya kamu harus mengkarantina diri selama 14 hari di rumah tidak keluyuran baik dalam keadaan tidak ada tanda dan gejala ataupun ada tanda dan gejala seperti disebutkan di atas.
Juga, kamu yang baru saja melakukan perjalanan dan pulang dari daerah yang ada kasus positif covid-19 bila dalam ada tanda dan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek/flu dan disertai DEMAM segera melaporkan diri pada puskesmas, klinik, atau gugus penanganan Covid-19 yang dibentuk untuk di data dan dilakukan pengawasan (PDP: Pasien dalam pengawasan) dan harus berobat, serta dilakukan rapid tes sampel darah untuk dilakukan penjaringan dan diagnosa awal. Bila hasil menunjukan reaktif, maka selanjutnya akan diambil sampel lendir di tenggorokan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke laboratorium yang ditunjuk untuk dinyatakan benar-benar positif atau negatif. Selama masa menunggu hasil pemeriksaan tersebut pasien bisa saja karantina di rumah atau bila kondisi sedang/berat akan rawat di rumah sakit.
Selama pandemi ini banyak tantangan berbagai pihak dalam proses penangannya mulai dari mengatasi rasa takut masyarakat akan bahaya penularan, ketersediaan ruang isolasi RS, ketersediaan APD/Hazmat, kurang disiplin/ketatnya pemantauan yang berisiko (ODP), dan banyak masalah sosial/ekonomi. Pandemi covid-19 ini mengubah drastis pola hidup normal sebelumnya menjadi sebuah pembatasan sosial yang memiliki dampak kesulitan pemenuhan hidup masyarakat sehari-hari terutama di wilayah transmisi lokal yang kasusnya banyak. Kesulitan ini melanda di seluruh dunia.
Wilayah-wilayah yang kasusnya tidak banyak ditemukan berangsur-angsur mengalami kesulitan karena ternyata pasokan kebutuhan pokok ada yang terhambat. Sempat terjadi pula kepanikan dibeberapa tempat dimana warga berduyun-duyun memborong dalam jumlah yang banyak kebutuhan pokok sehingga disinyalir masyarakat miskin tidak mendapat bagian. Banyak khawatir pemerintah akan memberlakukan lock down sehingga warga masyarakat tidak boleh sama sekali keluar rumah dalam menekan/mengurangi persebaran covid-19.
Kerjasama berbagai pihak secara otomatis mesti berjalan. Mulai dari memberikan akses informasi terpercaya kepada masyarakat dan melakukan usaha-usaha pencegahan dengan cara menerapkam pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memerangi hoaks, melakukan pembatasan personal/sosial, melakukan penjaringan risiko, mengobati penderita covid-19, dukungan moral sampai mereka sembuh dan diterima di masyarakat.
Yang tidak kalah pentingnya untuk TIDAK mengucilkan penderita Covid-19. Prinsipnya penderita ini sama dengan penderita sakit lainnya yang mesti dilindungi, diberikan dorongan dan semangat agar tidak memberat atau cepat sembuh. Mari kita di semua lapisan masyarakat saling bekerja sama untuk mengatasi dan melewati Pandemi Covid-19 ini dengan penuh semangat dan optimis. Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan ketabahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.