Studi terbaru bagaimana virus corona ditularkan melalui BICARA.
Ribuan droplet keluar ketika berbicara (Sumber: ScienceNaturePage)
Ribuan droplet keluar ketika berbicara (Sumber: ScienceNaturePage)
Virus Corona lepas dan bertahan hidup di udara sekitar 14 menit. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa berbicara menghasilkan sekitar 2,600 droplet per detik.
Kita mungkin masih bertanya-tanya bagaiman bisa virus corona menginfeksi dan menyebar begitu cepat. Berikut uraian studi terbaru tentang penularan virus corona yang diunggah ScienceNaturePage pada halaman Facebooknya.
Studi/penelitian terbaru menemukan virus corona dapat menyebar melalui bicara.
Ini bahkan dapat menjelaskan penyebaran virus sebelum seseorang menjadi batuk.
Ketika berbicara kita bisa menyemburkan ribuan droplet (percikan liur yang kecil).
Peneliti menemukan droplet saat berbicara pada orang yang terinfeksi SARS-CoV-2.
Diuji pada seseorang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dengan tanpa gejala.
Mikrodroplet (percikan air liur yang paling kecil) bertahan di udara 8-14 menit dalam ruangan yang tertutup.
Untuk melihat partikel virus ada pada droplet ketika berbicara selama percakapan biasa, para relawan diminta oleh para peneliti untuk mengulang perkataan "Stay Healthy" dalam kotak tertutup yang dicat warna hitam dan diberikan cahaya laser hijau. Ditemukan jejak semburan droplet saat berbicara.
Hasil menunjukan bahwa berbicara menghasilkan sekitar 2,600 droplet per detik.
Berbicara dengan keras menghasilkan lebih besar dan lebih banyak droplet.
Berdasarkan perkiraan, para peneliti menghitung ketika berbicara keras dalam satu menit dapat menghasilkan sekitar 1,000 virus dalam droplet orang dengan tanpa gejala. Droplet bertahan di udara dalam waktu sekitar 14 menit.
Hal ini memberikan kesan seseorang tidak perlu batuk atau bersin untuk menularkan virus pernapasan seperti covid-19 virus corona pada orang lain.
para peneliti tidak pasti jika droplet kecil (tetesan halus) lebih infeksius dari pada droplet yang banyak ketika batuk.
Juga, belum jelas berapa banyak partikel virus yang dihirup seseorang yang membuat seseorang terinfeksi, yang diketahui sebagai dosis infeksi minimal.
Percobaan dilakukan pada ruang tertutup tanpa ventilasi. Dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk menunjukan risiko tinggi dari pada di luar ruangan.
Di China, para peneliti menemukan lebih sedikit aerosol (semburan halus air liur) di ruang isolasi dan ruang pasien dengan ventilasi dan sanitasi yang baik. Namun, level tinggi partikel virus yang ada di udara ditemukan di ruang yang tertutup seperti pada toilet atau ruangan dimana para pekerja medis melepaskan alat pelindung mereka, ini yang dipikirkan sebelumnya SARS-CoV-2 ditularkan melalui percikan air liur (droplet) ketika sedang batuk maupun bersin.
Sekali batuk dapat menghasilkan 3,000 droplet saluran pernapasan. Bersin dapat menghasilkan sebanyak 40,000 droplet. Droplet-droplet ini dapat menempel pada beberapa permukaan seperti gagang pintu. Jika seseorang menyentuh permukaan tersebut dan menjadi terinfeksi.
Untuk memutuskan bagaimana berbicara dan bernapas berkontribusi dalam transmisi Covid-19 informasi tentang perpindahan droplet pada kondisi lingkungan yang berbeda juga penting.
Jadi, seberapa besar atau kecil kemungkinan penularan virus corona ketika berbicara, batuk maupun bersin semuanya bisa ditanggulangi bersama dengan mencuci tangan memakai sabun, membersihkan lingkungan sekitar, memakai masker ketika beraktifitas di luar rumah, menjaga jarak dan menghindari keramaian. Semoga kita selalu sehat dan terhindar dari virus corona.
Referensi: