Yang mau makan kelelawar pikir sekali lagi karena ini.
Kelelawar dan Covid-19 (Sumber: dream.co.id) |
Tulisan ini tidak bermaksud melarang secara langsung orang mengkonsumsi kelelawar, tetapi sebelum makan kelelawar ada baiknya berpikir sejenak tentang ini. Perlu diingat bahwa penelitian mencatat kelelawar merupakan inang lebih dari 60 jenis virus dan kelelawar memiliki proporsi dan keterkaitan erat lebih tinggi penyebab penyakit yang menular dari binatang ke manusia (zoonosis). Bagaimana dengan covid-19?
Saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana dan dari mana covid-19 menular. Ketika covid-19 sudah menyebar dan memakan banyak korban diakui bukan waktunya lagi berbicara bagaimana dan dari mana virus corona berasal melainkan bagaimana #BersamaLawanCovid19 untuk menekan penularan. Detik ini sudah 215 negara yang terdampak covid-19 dengan jumlah kasus di atas 3,6 juta terkonfirmasi dan hampir 7% meninggal. Ini membuktikan covid-19 sangat mudah penularan dan penyebarannya.
Banyak menduga virus corona mematikan ini berasal dari salah satu pasar laut di Wuhan Cina yang muncul akhir tahun lalu. Seperti pada kebanyakan orang yang mungkin doyan makan kelelawar, di Cina kelelawar lebih-lebih dipasarkan secara bebas diyakini memilki khasiat menyembuhkan penyakit dan alasan kebugaran. Sehingga diduga kontak dengan hewan menyusui terbang ini yang membuat berpindahnya virus dan berdampak buruk kepada manusia. Tapi ditepis oleh Cao Bin seorang dokter dari Wuhan Cina melakukan penelitian menemukan bahwa 13 dari 41 pasien yang didiagnosis pertama terinfeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar hewan. (sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/). Jadi saya pikir ini masih spekulasi juga bisa pendapat benar atau keliru.
Tetapi mungkin beberapa keistimewaan dan perilaku kelelawar ini diduga kuat menjadi biang kerok covid-19 ditambah lagi dengan perilaku manusia yang dinilai berisiko dalam membantu penyebaran virus corona ini.
Kelelawar berkelompok.
Kelelawar hidup berkelompok dan menempati suatu habitat yang menjadi tempat tinggal mereka. Mereka juga melakukan migrasi bersama-sama dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari makan. Perilaku berkelompok ini pula yang memungkinkan virus yang ada pada kelelawar dengan mudah berpindah kepada kelelawar lainnya sehingga menjadi rantai penularan yang potensial kepada makhluk hidup lainnya terutama manusia.
Lama hidup 20 sampai hampir 40 tahun.
Lama hidup ini pula berpengaruh kepada proses penularan. Semakin lama masa hidup kelelawar ini memungkinkan kontak dengan manusia lebih lama pula. Meskipun kelelawar tidak begitu dekat dengan manusia tetapi dengan banyaknya virus yang dibawa menjadi alasan mamalia ini menjadi penyebabnya. Jadi agak lebih waspada dengan keberadaan kelelawar di rumah sekitar kita terutama dalam upaya menanggulangi covid-19 yang belum juga reda sampai kini.
Dipasarkan kontak dengan manusia.
Perilaku manusia memasarkan kelelawar menjadi awal kontak terjadi. Apalagi dipasarkan dalam jumlah yang besar bersama dengan hewan liar lainnya menjadi potensi besar pula penularan penyakit virus dari kelelawar, hewan liar lainnya dan akhirnya menular pada manusia. Pada wabah sebelumnya seperti Ebola dan SARS diduga kuat biang keladi dari kelelawar.
Keistimewaannya justru berakibat buruk bagi manusia.
Disebutkan bahwa kelelawar merupakan hewan mamalia satu-satunya yang terbang jauh. Dengan terbang kelelawar meningkatkan suhu tubuhnya menjadi sekitar 40 derajat celcius, sehingga secara langsung memengaruhi kekuatan virus bertahan hidup. Hanya virus-virus yang mampu bertahan hidup menjadi rentan yang hanya mungkin membuat efek radang pada tubuh kelelawar tanpa berakibat buruk. Mungkin penyesuaian virus akibat perubahan suhu pada kelelawar ini membuatnya berakibat buruk ketika berpindah ke tubuh manusia. Meskipun penelitian belum sepenuhnya memahami mekanisme pertahanan imun pada kelelawar.
Kerusakan hutan membuat kelelawar dan binatang lainnya stress.
Ada 225 jenis kelelawar di Indonesia. 75 pemakan buah dan penyerbukan, 148 jenis pemakan serangga secara tidak langsung membantu manusia dalam memberantas hama dan penyakit. Berkurangnya populasi kelelawar dapat berdampak kepada kondisi hama dan penyakit akibat meningkatnya serangga yang merupakan makanan 148 kelelawar pemakan serangga. Mereka juga stress membuat mekanisme pertahanan virus menyesuaikan dengan tubuh kelelawar sehingga membuat virus-virus ini menjadi sangat kuat dan menyebabkan kasus yang berat bagi manusia. "Dalam satu jam kelelawar bisa memakan 6.000 ekor serangga, bayangkan jika populasi kelelawar hilang, bisa kita prediksikan penyakit seperti malaria akan banyak terjadi," kata Ibnu peneliti Biologi LIPI (Sumber: lipi).
Solusi.
Selain kelelawar sudah dipasarkan dan biasa dijadikan sajian yang menantang untuk dikonsumsi. Tapi perlu diingat juga kelelawar bisa menjadi penyebab yang memperburuk keadaan kesehatan saat ini, terutama menjadi biang penyebaran covid-19. Sementara kita terus berperang melawan covid-19 juga kita masih membiarkan dan menunggu hasil penelitian covid-19 ini sehingga didapatkan gambaran yang cukup akurat dalam penanggulangancovid-19 sekarang dan di masa mendatang. Kelelawar hanyalah biantang yang tidak tahu apa-apa. Kita tidak menimpakan kesalahan covid-19 ini pada kelelawar melainkan kelelawar mau mengajar manusia untuk mengubah pola perilakunya terhadap kelestarian alam ini melalui pandemi ini.
Lebih mudah manusia mengubah perilakunya, ketimbang mengembangkan vaksin-vaksin dalam penanggulangan covid-19 ini di masa mendatang. Hal ini menjadi salah satu aksi perubahan iklim dunia. Memperhatikan lingkungan menjadi langkah yang sangat penting dalam mengantisipasi perubahan iklim, penangkapan dan penyimpanan CO2, kemunculan penyakit, dan bencana lainnya.
Jadi, walau dimasak kelelawar tetap berisiko menularkan virus. Kapan? ketika kamu menyentuhnya ketika masih mentah. Kalau mau makan kelelawar ingat pandemi covid-19 intinya sangat berisiko!
Sumber Inspirasi:
https://www.liputan6.com/global/read/4207228/ilmuwan-wabah-corona-covid-19-bukan-salah-kelelawar-tapi-manusia#
https://www.nytimes.com/2020/01/28/science/bats-coronavirus-Wuhan.html
http://lipi.go.id/berita/empat-jenis-kelelawar-terancam-punah/6239
https://tekno.tempo.co/read/1044111/hasil-riset-kelelawar-bawa-60-virus-penyakit/full&view=ok
https://covid19.go.id